Opini : Filantropi Kebijakan Negeriku Tercinta Porak Poranda Oleh Covid-19

Kontradiktif dan kesenjangan

Jokkajo - Negeriku tercinta Indonesia dengan sejuta kenangan dan pengalaman, palagan demi palagan merongrong teguhnya kepercayaan rakyat terhadapnya. Setiap mereka para elit negeri ini tentu tahu betul bagaimana menjadi rakyat kecil yang mengais lembaran rupiah dijalanan dan pemukiman 'kumuh' dimata kalangan atas.

Bagaimana mungkin mereka lupa dengan kasta pokoknya sebagai manusia? Sesama manusia kok gitu?

Esensi hadirnya hukum adalah untuk menjaga bersama dan menciptakan keadilan ditengah-tengah rakyat, berlakulah filantropi negara terhadap rakyat.

Sebenarnya para pengambil kebijakan negeri ini mempertimbangan orang kecil atau kepentingan elit bangsa? Lupakah dengan janji manis bak sepasang kekasih yang mengikat janji akan selalu bersama namun kandas karena persoala sepele.. oh yang penting adalah sudah mendapatkan apa yang diinginkan oleh kelompok dan golongan tertentu dan berlaku masa bodoh dengan mereka yang lemah tak punya kuasa untuk melawan.

Kebijakan demi kebijakan dikeluarkan dengan dalih pemulihan situasi yang semakin memburuk, namun nyatanya justru memperburuk secara terang-terangan. Menindas dengan alasan pembenaran hukum dari pembuat kebijakan, hey bapak yang berseragam nan gagah dan terhormat.. tuanmu adalah pesuruhku.. pembantuku.. pelayanku.. kenapa kamu tidak mengenali kami majikanmu

Susah memang membedakan mana yang putih dan hitam ditengah-tengah kegelapan, yang putih sekalipun akan terlihat samar-samar dan disamarkan, ditengah pandemi haruskah dan pantaskah mengeluh?

Keluh kesah adalah hasrat dari hati karena raga tak mampu memikul beban yang terus menerus dicekoki dengan permasalahan yang timbul dari kebijakan.

Mohonlah keluarkan kebijakan yang betul-betul dipikirkan sejernih-jernihnya dan terkaji berdasar data asli di masyarakat, terlalu dini untuk kontradiksi dengan rakyat, jangan biarkan rakyat 'ngiler' dengan perlakuan bangsa lain diluar sana terhadap orang-orangnya.

Sopan santun orang timur harus kembali merasuki jiwa para elit bangsa dan seperangkatnya, berlakulah senyum kepada setiap orang tanpa memandang apa jabatannya, jangan terlena dengan tampang yang meluluhkan.

Aspirasi dibenturkan dengan kepentingan selalu merasa benar dari sisi pribadinya, saling tengoklah sebentar agar bisa saling memahami bagaimana seharusnya arah pembicaraan sejak awal. Demokrasi bukan hanya tentang Pemilu, tapi juga pada saat pergerakan maju bangsa ini. Abraham Lincoln cukup tenar dengan kata-katanya tentang demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang juga dikodifikasi dalam pemikiran demokrasi bangsa ini. Konsepnya sudah benar, tapi penerapan yang seiring jalan sulit untuk dibenarkan.


Bangkitlah negeriku, kuatlah untuk rakyatmu

Related :

Featured Section

featured/recent

Simple Grid

6/sgrid/recent